Beranda | Artikel
Penjelasan Tamtsil dan Takyif
Jumat, 19 Maret 2021

Bersama Pemateri :
Ustadz Muhammad Nur Ihsan

Penjelasan Tamtsil dan Takyif ini adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Muhammad Nur Ihsan, M.A. dalam pembahasan Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah Tentang Nama-Nama Allah dan Sifat-SifatNya. Kajian ini disampaikan pada Jum’at, 5 Sya’ban 1442 H / 19 Maret 2021 M.

Kajian Tentang Penjelasan Tamtsil dan Takyif

Ahlul kalam (yaitu orang-orang yang menyelisihi manhaj Ahlus Sunnah dan Salafush Shalih) di dalam pembahasan-pembahasan keimanan, terutama tentang pembahasan sifat-sifat Allah Subhanahu wa Ta’ala, mereka tentunya tidak sama dalam tingkat penyimpangannya. Di antara mereka ada yang mengingkari semua sifat, sedang sebagian lain mengingkari kebanyakan sifat dan menetapkan sebagiannya.

Di antara alasan mengapa mereka mengingkari sifat tersebut atau mentakwilnya/tidak menetapkan sifat-sifat Allah sebagaimana dzahirnya yang terdapat dalam Al-Qur’an dan hadits adalah bahwa apabila sifat tersebut di tetapkan bagi Allah sebagaimana dzahirnya/secara tekstual, maka itu akan menjerumuskan kepada tasybih atau tamtsil (menyerupakan Allah dengan makhluk).

Oleh karena itu tatkala mereka membaca firman Allah الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى atau ثُمَّ اسْتَوَىٰ عَلَى الْعَرْشِ, istiwa’ di atas ‘Arsy, yang terbesit dalam benak pikiran mereka seperti seorang raja yang duduk di atas singgasananya. Dan menurut mereka bahwa kita harus mensucikan Allah.

Maka kita jawab bahwa benar kita harus mensucikan dan mengagungkan Allah. Jika ditetapkan, maka itu akan menyerupai sifat makhluk, sementara Allah tidak menyerupai salah satu dari makhluknya. Lalu bagaimana jalan keluar dan solusinya?

Mereka mengatakan bahwa sifat Allah harus ditakwil. Dan secara otomatis pasti akan tertolak. Karena begitu ditakwil, maka akan berubah maknanya, sehingga hilanglah makna hakiki dari ayat tersebut.

Begitu juga kenapa mereka mentakwil sifat tangan bagi Allah? Karena menurut persepsi mereka, kita memahami tangan seperti tangan yang kita miliki. Maka kalau kita tetapkan tangan bagi Allah berarti menyerupai makhluk, Allah Maha Suci dari menyerupai, berarti harus ditakwil, diselewengkan maknanya. Berarti tangan itu bukan tangan yang hakiki, tapi tangan bermakna kekuatan, ini kata mereka.

Tentu alasan dan pernyataan yang mereka utarakan dan suguhkan tersebut batil sebatil-batilnya. Kebatilan dan kerancuan pernyataan tersebut bisa kita pahami dengan memahami kaedah yang diyakini oleh Ahlus Sunnah wal Jamaah bahwa di dalam menetapkan sifat-sifat Allah yang tertera di dalam Al-Qur’an dan hadits, maka kita harus waspada dari dua sikap/pernyataan/prinsip yang menyimpang. Kita harus membersihkan akal pikiran dari persepsi:

  1. Tamtsil (menyerupai) sifat makhluk. Artinya tatkala kita menetapkan sifat Allah, penetapan tersebut bersih dan suci dari penyerupaan.
  2. Takyif, yaitu usaha untuk menginterpretasikan sifat-sifat tersebut kemudian ditentukan kaifiyahnya seperti ini, seperti itu, dan seterusnya.

Maka kaedah yang harus dipahami di kalangan Ahlus Sunnah, mereka mengatakan bahwa di dalam menetapkan sifat kita harus waspada dari dua hal ini, yaitu tamtsil dan takyif. 

Bagaimana penjelasan rinci tentang tamtsil dan takyif? Mari download dan simak mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

Download MP3 Kajian

Untuk mp3 kajian yang lain: silahkan kunjungi mp3.radiorodja.com


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/49970-penjelasan-tamtsil-dan-takyif/